Jumat, 07 Maret 2014

Lo kan udah jadi diri lo sendiri, kenapa harus takut kalau ada orang yang nggak suka sama lo? Dan kenapa juga sih selalu aja mikirin bagaimana penilaian orang terhadap diri lo? Kalau gini terus, gimana mau majunya? Hehehe
Selentingan kecil percakapan (atau lebih pantas disebut nasihat) yang cukup membuat berpikir. Tidak munafik, aku pun sering memikirkan hal (yang sebenarnya tidak penting) seperti ini. Ternyata setelah aku pikir ulang, tidak ada manfaatnya buat diri sendiri dan tidak juga akan memperbaiki kualitas dalam diri kita. Ya, kan? :)
Kenapa harus takut kalau ada orang yang tidak menyukai kita?
About all you can do in life is be who you are. Some people will love you for you. Most will love you for what you can do for them, and some won’t like you at all.” — Rita Mae Brown.
Toh pada akhirnya, kita tidak akan bisa membuat semua orang suka dengan pribadi kita; dengan apa yang kita lakukan, dengan apa yang kita katakan. Pastinya akan ada satu atau dua yang tidak sependapat, tidak sepemikiran dengan kita. Dan itu tidak apa-apa. Yang penting, kita berhenti berusaha untuk selalu tampil seperti yang diinginkan orang lain hanya untuk membuat mereka suka. Lebih baik menjadi apa adanya, dan biarkan mereka menerima kita dengan apa adanya. Karena berpura-pura menjadi orang lain untuk bisa diterima hanya akan melelahkan kita sendiri. Tak perlu orang lain untuk menerima kita, tapi yang terpenting adalah kita harus menerima diri kita sendiri.
Kenapa selalu saja memikirkan bagaimana penilaian orang lain terhadap diri kita?
Kalau lo suka, oke. Kalau lo gak suka? Ya, ini lah gue.
Jadi daripada sibuk memikirkan apa yang dipikirkan oleh orang lain terhadap diri kita, lebih baik fokus untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Yang lebih bermanfaat untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Lebih baik mengubah diri sendiri menjadi lebih baik daripada memaksa mengubah pemikiran orang lain untuk berpikir baik terhadap diri kita. Mereka jelas tidak menjalani apa yang kita jalani, pun mereka tidak mengerti situasi dan penjelasannya, bukan? Dan jangan sampai kita terjebak dalam dogma, yaitu hidup atas pemikiran-pemikiran orang lain.
Dan ini yang terakhir,
Jangan pernah berusaha menjadi seperti orang lain.
Be yourself. Above all, let who you are, what you are, what you believe, shine through every sentence you write, every piece you finish.” — John Jakes.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar